JAKARTA, ASPIRASIMALUT.COM – Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan memastikan pemerintah tak akan menambah impor gula untuk memenuhi kebutuhan pangan selama Ramadhan dan Idul Fitri. Sebab, menurutnya, impor gula konsumsi sebanyak 400 ribu ton yang sudah dilakukan pada awal tahun lalu sudah dapat mencukupi kebutuhan hingga hari raya mendatang.
“Kita sudah hitung impor kemarin itu akan cukup sampai Lebaran,” ujar Oke, saat dihubungi, Senin (10/4).
Fokus pemerintah saat ini, kata dia, memastikan bahwa harga gula di tingkat konsumen tidak lebih tinggi dari harga eceran yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 12.500 per kilogram. Namun begitu, Oke menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi hingga akhir tahun 2017, kemungkinan impor akan ditambah. “Tapi angka impornya belum ada, masih kita hitung.”
Dihubungi terpisah, Direktur Impor Kementerian Perdagangan Verry Anggriono mengatakan, volume impor gula konsumsi yang izinnya diberikan pada delapan perusahaan pada awal 2017 lalu sebanyak 400 ribu ton. Namun begitu, impor dilakukan secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan gula dalam negeri hingga harga bisa turun menjadi Rp 12.500 per kilogram.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebut kebutuhan gula konsumsi pada 2017 mencapai 3,3 juta ton. Sementara, kapasitas produksi dalam negeri diperkirakan hanya 2,2 juta ton. Karenanya, untuk memenuhi kebutuhan gula nasional, pemerintah harus mendatangkan gula dari luar negeri. Namun begitu, Enggar memastikan volume impor tidak akan lebih dari selisih kebutuhan gula yang tidak mampu dipenuhi produsen dalam negeri.
“Kita akan mulai datangkan gula dari Australia, supaya tidak hanya dari Thailand saja. Harganya juga sudah sama,” kata dia, usai memimpin rapat pengamanan stok pangan di Kementerian Perdagangan, Rabu (22/3) lalu.
Republika.co.id