ASPIRASIMALUT.COM – Pemerintah Indonesia menyerukan agar para negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa memakai cara damai untuk menyelesaikan konflik Suriah. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Nasir menyebutkan, pendekatan inklusif dan dialog perdamaian merupakan cara menyelesaikan konflik sesuai dengan Piagam PBB.
“Indonesia mendesak PBB untuk menyelesaikan konflik di Suriah, dan mendorong dialog serta proses politik yang inklusif untuk menyelesaikan krisis di Suriah,” ujar pria akrab disapa Tata kepada merdeka.com, Minggu (9/4).
Tata menyebutkan, posisi Indonesia dalam serangan di Suriah, sejalan dengan posisi PBB. Meski demikian, penggunaan senjata kimia di Suriah sangat dikecam Indonesia sebagai negara anggota Konvensi Penggunaan Senjata Kimia.
“Indonesia mengutuk penggunaan senjata kimia di Suriah. Apa yang kita lakukan sejalan dengan Piagam PBB dan posisi kita terus mendorong terciptanya kedamaian dan kestabilan dunia,” ujarnya dalam sambungan telepon.
PBB juga mengecam penggunaan senjata kimia yang menewaskan puluhan nyawa warga sipil. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutterez menyebutkan harus ada pertanggungjawaban atas kejahatan yang terjadi di Suriah.
Gutterez juga menuturkan untuk menyelesaikan konflik harus sejalan dengan norma-norma internasional yang ada dan resolusi Dewan Keamanan.
“Saya telah lama menyatakan bahwa perlu ada pertanggungjawaban atas kejahatan tersebut, sejalan dengan norma-norma internasional yang ada dan resolusi Dewan Keamanan,” ujarnya dalam pernyataan PBB di situs resmi mereka.
Gutterez menyarankan kepada negara lain untuk menahan diri agar konflik tidak menjadi berkepanjangan.
“Saya telah mengikuti laporan serangan udara terhadap Shayrat Pangkalan Udara di Suriah yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Mengingat risiko eskalasi, saya mengimbau untuk menahan diri untuk menghindari tindakan yang bisa memperdalam penderitaan rakyat Suriah,” imbuhnya.
Dia juga mengajak negara-negara anggota PBB untuk duduk bersama membahas penyelesaian konflik di Suriah. Menurut dia, melihat situasi yang terjadi, tidak ada cara lain untuk menyelesaikan konflik selain melalui solusi politik.
“Sebuah solusi politik juga tetap penting bagi kemajuan dalam memerangi terorisme,” tutur Gutterez.
Selain itu, Gutterez menyebutkan Dewan Keamanan PBB memiliki tanggung jawab utama untuk perdamaian dan keamanan internasional. “Saya menyerukan DK PBB untuk bersatu dan melaksanakan tanggung jawab itu,” katanya.
“Terlalu lama, hukum internasional telah diabaikan dalam konflik Suriah, dan itu adalah tugas kita bersama untuk menegakkan standar internasional kemanusiaan. Ini merupakan prasyarat untuk mengakhiri penderitaan tak henti-hentinya rakyat Suriah,” pungkasnya.
Merdeka.Com